Kemenperin dan Pemda Dukung Peran IKM Topang Program P3DN

Kementerian Perindustrian mendorong peran industri kecil dan menengah (IKM) dalam mendukung program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Hal ini guna membangkitkan kembali gairah usaha di tengah masa pandemi Covid-19 sekaligus memacu upaya pemulihan ekonomi nasional.

“Sesuai arahan Bapak Presiden, saat ini Pemerintah, BUMN/BUMD, Badan Usaha dan/atau pemangku kepentingan lainnyawajib menggunakan produk dalam negeri dan mendukung program P3DN dalam rangka menggerakkan perekonomian nasional,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (14/6).

Dirjen IKMA mengemukakan, pihaknya mengapresiasi kepada para pelaku IKM yang telah berkontribusi menopang produktivitas sektor manufaktur skala besar di tanah air. Langkah ini dapat memperkuat rantai pasok sehingga mendongkrak daya saing industri nasional.

“Beberapa waktu lalu, kami melakukan kunjungan kerja ke CV. Lombok E-Bike Builder dan CV. Raja Teknik di Nusa Tenggara Barat (NTB). Banyak potensi dari IKM-IKM ini yang perlu dikembangkan guna mendukung program P3DN,” paparnya.

CV. Lombok E-Bike Builder telah memperoleh fasilitasi dari Dinas Perindustrian Provinsi NTB sebagai tenant pada Science Technology and Industrial Park Nusa Tenggara Barat (STIP NTB) dalam skema inkubasi. Program ini bertujuan menghasilkan IKM yang dapat menjadi produsen komponen maupun produk sepeda listrik di Provinsi NTB.

Pemerintah Daerah juga telah melakukan pemesanan sepeda listrik untuk seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2021 hingga 2023.“Kami mengapresiasi Pemerintah Daerah NTB yang telah mendukung gerakan ini melalui pembelian produk buatan IKM setempat,” imbuh Gati.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi NTB melalui OPD telah mendukung gerakan P3DN dengan membeli produk IKM setempat. Dukungan ini tercantum pada Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 43 tahun 2020 tentang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Bela dan Beli Produk Lokal.

“Beberapa OPD yang telah mendukung gerakan ini antara lain Dinas Pertanian, Dinas Kelautan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Peternakan, Dinas Perindustrian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, serta Dinas Koperasi dan UMKM,” sebut Gati.

Produk-produk yang dibeli tersebut, di antaranya produk permesinan Teknologi Tepat Guna (TTG), alat dan mesin pertanian, serta kendaraan berbasis listrik guna mendukung kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh OPD setempat.

Pemilik dari CV. Lombok E-Bike Builder adalah Gede Sukarma Dijaya, yang telah menekuni produksi sepeda listrik sejak  tahun 2016. Inovasi baru berupa sepeda listrik lahir dari keresahannya terhadap rasa lelah mengayuh sepeda khususnya bagi lansia. Pemasaran sepeda listrik produksi Gede dengan merek Le-Bui sudah sampai ke mancanegara antara lain negara Australia, Inggris, Norwegia dan Amerika Serikat.

Selain mengunjungi IKM produsen sepeda listrik, Dirjen IKMA juga melakukan kunjungan ke CV. Raja Teknik selaku produsen peralatan cold storage atau mesin refrigerasi (pendingin) yang digunakan untuk menyimpan produk dalam suhu tertentu sehingga kualitasnya tetap terjaga. CV. Raja Teknik awalnya adalah perusahaan jasa penerapan produk teknik pendingin AC yang berdiri sejak 17 Mei 2008.

Cold storage yang diproduksi CV. Raja Teknik memiliki tingkat pendinginan yang bisa disesuaikan dengan jenis komoditas yang disimpan. Sampai saat ini, CV. Raja Teknik telah memasok produknya ke Dinas Perindustrian, Dinas Perikanan dan Kelautan (jasa maintenance), Rumah Potong Hewan serta hotel-hotel di Mataram, Senggigi dan Gili Trawangan.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Wujudkan Daya Saing Global, Kemenperin Akselerasi Penerapan Industri Hijau

Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus mendorong seluruh sektor manufaktur di Indonesia dalam penerapan prinsip industri hijau. Langkah strategis ini akan mendukung penciptaan industri yang ramah lingkungan dan berdaya saing di kancah global.

Green economy, green technology dan green product harus diperkuat agar kita bisa semakin berdaya saing internasional. Saatnya, kita semua bersama-sama menjadi bagian dari transformasi menuju pembangunan industri berkelanjutan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Launching Penghargaan Industri Hijau Tahun 2021 di Jakarta, Kamis (10/6).

Menperin menjelaskan, industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sejalan dengan program Making Indonesia 4.0. Prinsip ini mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.

“Penerapan industri hijau merupakan upaya pencegahan terhadap emisi dan limbah dengan menerapkan sistem industri yang lebih efisien dalam mengubah bahan baku menjadi produk, serta limbah menjadi produk ikutan (by product) yang lebih berguna. Hal ini berhubungan erat dengan hasil penilaian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER),” tuturnya.

Kemenperin telah mensertifikasi sebanyak 37 perusahaan sebagaiIndustriHijau. Seluruh perusahaan tersebut tidak ada yang mendapatkan Proper Merah atau Hitam, sehingga ke depan sangat wajar jika perusahaan yang tersertifikat industri hijau otomatis minimal mendapat Proper Biru. Selain itu, Kemenperin telah melaksanakan Program Penghargaan Industri Hijau sejak tahun 2010 dan memberikan penghargaan tersebut kepada 895 perusahaan industri dari sektor industri semen, oleo kimia, kelapa sawit, gula, petrokimia, pupuk, kertas, tekstil, besi dan baja, keramik, makanan dan minuman, jamu dan farmasi, dan lain-lain.

“Melalui pelaksanaan program ini, kami berupaya meningkatkan pemahaman bagi dunia industri tentang perlunya penerapan prinsip-prinsip industri hijau untuk mencapai efisiensi,” imbuh Agus.

Menurut Menperin, pengembangan industri hijau yang menjadi ikon yang selaras dengan keinginan dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan. Sebab, ekonomi hijau akan mengarahkan ekonomi Indonesia menjadi lebih efisien dalam penggunaan sumber daya alam yang terbatas dan berupaya memperbaiki kondisi lingkungan yang sudah rusak akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali.

Lebih lanjut, pengembangan industri hijau juga menjadi tumpuan dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Develompent Goals (SDGs), yang telah diratifikasi melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

“Dalam mewujudkan SDGs, sektor industri berkontribusi pada pencapaian SDGs tentang air, energi, pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, industri dan infrastruktur, produksi dan konsumsi keberlanjutan, serta aksi perubahan iklim,” papar Menperin.

Turunkan emisi GRK

Terkait aksi perubahan iklim, Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di tahun 2030 sebesar 29% atau setara dengan 834 juta ton CO2-ekuivalen secara mandiri dan sebesar 41% atau setara dengan 1,08 miliar ton CO2-ekuivalen apabila mendapatkan bantuan internasional. Sektor industri berkontribusi terhadap penurunan GRK untuk tiga sumber emisi, yaitu energi, proses industri dan penggunaan produk, serta pengelolaan limbah industri.

Selain itu, Kemenperin telah melaksanakan beberapa aksi perubahan iklim dengan menerbitkan pedoman penghitungan dan aksi mitigasi, pelatihan dan pendampingan untuk industri, serta aktif dalam kerja sama aksi perubahan iklim dan pembangunan rendah karbon baik nasional, regional, maupun internasional. Hasil capaian aksi mitigasi dilaporkan oleh industri melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).

Berikutnya, dalam upaya mewujudkan tujuan penyelenggaran bidang perindustrian, Kemenperin telah menjalankan beberapa program strategis, antara lain adalah program pengendalian perubahan iklim, pembangunan rendah karbon, serta manajemen dan efisiensi energi. “Dalam mendukung program-program tersebut, maka kebijakan dan penerapan prinsip-prinsip industri hijau dapat menjadi jawaban dalam menyelaraskan program-program terkait,” imbuhnya.

Menperin menambahkan, pihaknya memiliki dua strategi untuk mewujudkan industri hijau. Pertama, menghijaukan industri yang sudah ada. Kedua, membangun industri baru dengan prinsip industri hijau.

“Upaya mewujudkan industri hijau dilaksanakan melalui beberapa program, di antaranya Penghargaan Industri Hijau untuk memberikan motivasi kepada perusahaan industri yang telah berkomitmen menerapkan prinsip industri hijau secara konsisten,” ungkapnya. Berdasarkan hasil dari program Penghargaan Industri Hijau tahun 2019, tercatat penghematan energi sebesar Rp3,5 triliun, dan penghematan air sebesar Rp228.9 miliar.

Program lainnya adalah penerbitan 28 Standar Industri Hijau (SIH) dan memperkuat kapasitas kelembagaan melalui Lembaga Sertifikasi Industri Hijau (LSIH) serta memberikan sertifikasi industri hijau kepada 37 perusahaan industri diantaranya semen, pupuk, tekstil, pulp kertas, dan karet.

Di samping itu, untuk menumbuhkan industri yang berdaya saing, efisien, dan hijau adalah dengan mengadopsi prinsip ekonomi sirkular. Pemerintah saat ini tengah menggalakan prinsip ekonomi sirkular di berbagai aspek. Hal ini bertujuan untuk menggantikan prinsip ekonomi linier yaitu take, make, dispose.

Agus juga menambahkan bahwa penghargaan industri hijau merupakan bentuk fasilitasi non-fiskal yang diberikan Kementerian Perindustrian bagi perusahaan industri sebagai bentuk amanat Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Menperin Dorong TKDN dalam 5G untuk Infrastruktur Digital

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, sektor informasi dan komunikasi menunjukkan pertumbuhan yang positif dalam tiga tahun terakhir. Dampak pandemi Covid-19 juga memberikan dampak yang besar, dengan terjadinya era kenormalan baru dalam penggunaan teknologi digital, sehingga dapat menjanjikan terhadap industri penopang di sektor tersebut.

“Sejalan hal tersebut, Bapak Presiden Joko Widodo telah mengintruksikan untuk melakukan percepatan tranformasi digital,” kata Menperin di Jakarta, Kamis (10/6). Langkah strategis ini sebagai salah satu wujud implementasi dari peta jalan Making Indonesia 4.0.

Akselerasi diperlukan pada aspek perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital, penyiapan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, percepatan integrasi pusat data nasional, penyiapan kebutuhan SDM talenta digital, serta penyiapan regulasi untuk skema dan pendanaan dan pembiayaan.

Lebih lanjut, dalam rangka mendukung penerapan implementasi teknologi fundamental industri 4.0, Kementerian Perindustrian telah mendukung infrastruktur digital, salah satunya adalah teknologi 5G. Teknologi 5G yang memiliki kombinasi antara konektivitas berkecepatan tinggi, latensi yang rendah, dan cakupan yang luas, sangat cocok dioptimalkan untuk penerapan industri 4.0.

“Kemenperin siap mendorong koneksi 5G untuk lebih dioptimalkan oleh industri dalam negeri, sesuai pesan Bapak Presiden, jangan sampai Indonesia tak bisa mendapatkan manfaat maksimal dari 5G dan hanya menjadi pengguna saja. Indonesia harus memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi 5G,” tegas Agus.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menyampaikan bahwa penggunaan 5G akan difokuskan pada kawasan-kawasan industri untuk menunjang produksi industri manufaktur yang menggunakan teknologi IoT. Sementara itu, pengembangan R&D teknologi 5G akan diarahkan ke Technopark binaan Kemenperin bekerjasama dengan vendor-vendor dalam negeri.

“Kemenperin juga menyiapakan industri di tanah air dalam penyediaan perangkat pendukung base station 5G maupun aplikasinya. Untuk tahap awal TKDN 5G, nilai persentase ambang batas minimum TKDN untuk perangkat telepon seluler, komputer genggam, komputer tablet, dan mifi 5G dapat mengikuti nilai yang berlaku saat ini pada perangkat dengan teknologi 4G/LTE,” papar Taufiek.

Kemenperin memberikan apresiasi kepada Amazon Web Services (AWS) atas inisiatifnya untuk berinvestasi di Indonesia dengan membangun pusat data (data center). Hadirnya AWS memberikan keuntungan yang signifikan kepada Indonesia, baik dari sisi investasi penyerapan tenaga kerja, maupun program-program yang dijalankan.

“Kami berharap, AWS ikut berperan serta untuk memberikan wawasan kepada industri manufaktur di Indonesia untuk dapat mengadopsi solusi komputasi cloud sehingga dapat menjadi lebih kompetitif. Ke depannya, kami ingin peran serta dari AWS dalam membangun ekosistem untuk mengakomodasi transformasi digital,” kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin Ali Murtopo.

Ekspor Tembus USD 12 Miliar, Kemenperin Fokus Substitusi Impor Sektor ILMATE

Kementerian Perindustrian terus memacu sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE) agar dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi perekonomian nasional. Berbagai program dan kebijakan telah dijalankan guna mendongkrak performa sektor strategis tersebut.

“Kinerja ekspor dari sektor ILMATE masih menjadi primadona di tengah situasi yang tidak menentu akibat pandemi Covid-19. Diharapkan, kontribusinya mampu mengakselerasi upaya pemulihan ekonomi nasional,” kata Direktur Jenderal ILMATE Kemenperin, Taufiek Bawazier di Jakarta, Kamis (10/6).

Pada triwulan I tahun 2021, nilai ekspor sektor ILMATE menembus angka USD12,4 miliar, naik sebesar 27% dibandingkan nilai pengapalan tahun sebelumnya yang mencapai USD9,7 miliar. Selain itu, nilai investasi sektor ILMATE juga terus menunjukkan tren positif, dengan nilai penanaman modal periode triwulan I-2021 sebesar Rp40,361 triliun.

“Industri logam masih menjadi kontributor terbesar, baik dalam nilai ekspor dan nilai investasi, dengan nilai ekspor USD5,6 miliar dan nilai investasi sebesar Rp27,68 triliun,” ungkap Taufiek.

Menurutnya, guna membangkitkan kembali gairah usaha para pelaku industri di tanah air, Kemenperin telah mengeluarkan jurus substitusi impor 35% pada tahun 2022. Langkah ini dijalankan secara simultan dengan peningkatan utilisasi produksi, mendorong pendalaman struktur industri, dan peningkatan investasi.

“Sektor ILMATE sendiri memiliki target untuk menurunkan impor sebesar Rp37,28 triliun hingga tahun 2022, dari total 106 nomor HS (komoditi), mulai dari logam, kendaraan bermotor, sepeda, peralatan elektronik maupun alat kesehatan,” sebut Taufiek. Pada tahun 2020, penurunan impor di sektor ILMATE mencapai Rp21,01 triliun.

Adapun beberapa langkah strategis yang sedang diupayakan oleh Kemenperin untuk memacu substitusi impor tersebut , antara lain terkait Minimum Import Price (MIP), kuota impor maupun perizinan impor. Kemudian, penerapan Pre-Shipment Inspection pada produk impor, serta pengaturan entry point pelabuhan untuk komoditi tertentu, dan diarahkan ke Pelabuhan di luar Jawa.

Berikutnya, melakukan pembenahan LSPro, mengembalikan kebijakan post border ke kebijakan border dan melakukan rasionalisasi Pusat Logistik Berikat, menaikkan tarif MFN bagi komoditi yang tinggi nilai impornya dan telah ada industrinya di dalam negeri, serta menaikkan implementasi Trade Remedies.

“Selain itu, perlu dilakukan juga penerapan kebijakan P3DN secara tegas; pemberlakuan SNI Wajib dan Technical Barrier to Trade (TBT), serta pengenaan bea keluar untuk beberapa komoditi primer dalam rangka menjamin ketersediaan bahan baku di dalam negeri,” tuturnya.

Taufiek optimistis, berbagai langkah strategis tersebut dapat menekan dan menurunkan nilai impor industri manufaktur, termasuk sektor ILMATE. Bahkan, mampu mendorong penguatan daya saing dan kemandirian sektor industri nasional. “Kami yakin, dengan terus melakukan berbagai upaya setrategis dan kerja sama yang dibangun dengan berbagai pihak, target penurunan impor 35% hingga tahun 2022 dapat tercapai,” tegasnya.

Beberapa waktu lalu, dilaksanakan forum sinergitas sebagai upaya untuk merumuskan langkah-langkah percepatan program substitusi impor 35% pada tahun 2022, yang melibatkan seluruh stakeholder terkait seperti dari pihak asosiasi, industri, pemerintah, dan BUMN. “Forum ini juga diharapkan dapat menjalin sinergi dalam upaya program penyerapan produk dalam negeri pada proyek pemerintah dan BUMN, yang merupakan salah satu strategi utama substitusi impor,” tandasnya.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Memperingati Hari Kelahiran Pancasila Tahun 2021

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memimpin upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2021, Selasa (1/6/2021) pagi. Presiden bertindak selaku inspektur upacara dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, sedangkan pelaksanaan upacara dipusatkan di halaman Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, DKI Jakarta, yang diikuti oleh peserta dengan jumlah terbatas.

Upacara juga diikuti secara virtual oleh para pimpinan lembaga negara, menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, hingga sejumlah kepala daerah. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Salatiga turut serta dalam upacara secara virtual tersebut diikuti oleh segenap aparatur sipil negara di Dinas Perinnaker.

Walikota serahkan santunan BPJS Ketenagakerjaan

Usai melakukan kegiatan bersepeda bersama, Walikota Salatiga, Yuliyanto, SE, MM menyerahkan santunan kepada warga Salatiga yang menerima manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan di halaman Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja di Jl. Ki Penjawi No. 12. Penyerahan dilakukan secara simbolis, santunan akan ditransfer langsung ke rekening penerima tersebut. Penerima santunan tersebut terdiri dari ahli waris THL di DIsperkim atas nama Suparmin,

Making Indonesia 4.0, Kemenperin Pacu Industri untuk Transformasi Digital

Transformasi sistem produksi konvensional menjadi digital tentu membutuhkan komponen dan peralatan otomatisasi yang sesuai dengan kebutuhan pabrik. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, PT Omron Manufacturing of Indonesia (OMI) selaku produsen komponen elektronik dan peralatan otomatisasi Industri dalam negeri kembali berekspansi dan melakukan pendalaman struktur industrinya.

“Kementerian Perindustrian terus mendorong dan memfasilitasi percepatan industri dalam negeri dalam melakukan transformasi digital sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0. Implementasi teknologi industri 4.0 menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing, khususnya untuk industri elektronika yang merupakan user sekaligus provider teknologi tersebut.” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (26/1).

Sebagai informasi, OMI adalah produsen peralatan industri yang umumnya dipasarkan untuk industri lainnya. Produk seperti relay, switch, sensor, dan timer, dapat diaplikasikan dalam produk jadi ataupun untuk mendukung sistem produksi dalam pabrik.

OMI yang merupakan pabrik Omron terbesar di Kawasan Asia Pasifik juga konsisten melakukan ekspor ke berbagai negara atau kawasan seperti ASEAN, China, Jepang, Eropa dan Amerika Serikat. Pada tahun 2020, nilai ekspor perusahaan mencapai USD90 juta, relatif signfikan di tengah masa pandemi.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menyampaikan pentingnya peralatan otomatisasi dalam mempercepat implementasi Making Indonesia 4.0.

“Teknologi manufaktur seperti big data, artificial intelligence (AI), robotics, internet of things (IoT) dan lain sebagainya hanya bisa diimplementasikan jika lini produksi pabrik didukung dengan peralatan-peralatan otomatisasi. Ke depannya, peralatan ini akan menjadi sebuah kebutuhan bagi industri agar tetap dapat bersaing di pasar,” paparnya.

OMI secara konsisten menambah investasinya di Indonesia dan berupaya untuk memproduksi peralatan-peralatan yang lebih kompleks di dalam negeri seiring dengan bertumbuhnya permintaan di pasar lokal. Presiden Direktur OMI, Irawan Santoso menyatakan, pihaknya bertekad terus memperkuat bisnis OMI di Indonesia.

“Setiap tahun OMI selalu meningkatkan investasi di Indonesia untuk membeli mesin dan peralatan yang akan digunakan untuk menunjang produksi produk eksisting ataupun produk potensial ke depannya. Pada tahun 2020, kami mengeluarkan USD 2,9 juta dan pada tahun 2021 kami menargetkan budget sebesar USD7,6 juta,” ungkap Irawan.

Ke depannya, perusahaan berencana untuk mulai memproduksi PLC (Programmable Logic Controller) di dalam negeri untuk mendukung program Making Indonesia 4.0.

Menurut Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, Ali Murtopo Simbolon, adanya PLC akan memungkinkan sistem produksi industri dalam negeri untuk meningkatkan kompleksitasnya.

“Kami mengapresiasi OMI yang terus berupaya menambah lini produksinya di dalam negeri, terutama produk PLC yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kompleksitas sistem produksi. Dengan adanya produk tersebut, standar sistem produksi dalam negeri dapat naik kelas untuk bersaing di level internasional” tutur Ali.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Industri Makanan dan Minuman Diakselerasi Menuju Transformasi Digital

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan, antara lain dipacu untuk menerapkan teknologi industri 4.0. Transformasi digital ini dinilai membawa dampak positif terhadap peningkatan investasi dan produktivitas di sektor industri dan menciptakan tenaga kerja yang kompeten.

“Artinya, industri 4.0 memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional. Apalagi, dapat juga mendukung dan mempermudah aktivitas industri saat kondisi pandemi seperti saat ini,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (19/4).

Menperin menegaskan, berdasarkan peta jalan Making Indonesia, industri makanan dan minuman adalah satu dari tujuh sektor yang diakselerasi untuk mengadopsi teknologi industri 4.0. “Langkah strategis ini diharapkan dapat mendongkrak kinerja sektor unggulan tersebut,” ujarnya.

Kementerian Perindustrian mencatat, kinerja industri makanan dan minuman selama periode 2015-2019 rata-rata tumbuh 8,16% atau di atas rata-rata pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,69%. Di tengah dampak pandemi, sepanjang triwulan IV tahun 2020, terjadi kontraksi pertumbuhan industri nonmigas sebesar 2,52%. Namun demikian, industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh positif sebesar 1,58% pada tahun 2020.

Industri makanan dan minuman juga mempunyai peranan yang penting dalam kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas. Pada periode Januari-Desember 2020, total nilai ekspor industri makanan dan minuman mencapai USD31,17 miliar atau menyumbang 23,78% terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas sebesar USD131,05 miliar.

Saat kunjungan kerja ke PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora grup), Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Abdul Rochim menyampaikan, pihaknya menyambut baik dan mengapresiasi PT. Tirta Fresindo Jaya atas inisiasi untuk melakukan transformasi industri 4.0. “Kami berharap Mayora grup dapat terus bertransformasi memimpin sektor industri makanan dan minuman,” tuturnya.

Terlebih saat ini belum banyak perusahaan penanaman modal dalam negeri yang sudah melesat jauh bertransformasi menjadi industri 4.0. “Kami ingin perusahaan ini dapat menjadi lighthouse nasional untuk  mendorong transformasi digital perusahaan industri nasional yang lebih baik,” imbuhnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan, pihaknya terus aktif mendorong pelaku industri di Indonesia untuk bermitra bersama pemerintah dalam upaya transformasi menuju industri 4.0. Untuk itu, BSKJI bersama 24 satuan kerja layanan teknisnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia siap mendampingi perusahaan dalam menjalankan transformasi industri 4.0 mulai dari asesmen, konsultansi hingga sertifikasi.

“Dengan adanya perubahan dunia pasca-pandemi Covid-19 ini, kita dapat berperan dalam mendorong transformasi ekonomi melalui Making Indonesia 4.0, sejalan dengan program Indonesia tumbuh, di mana peran teknologi informasi menjadi sangat penting di samping upaya percepatan perizinan, penyederhanaan birokrasi serta reformasi regulasi,” papar Doddy.

Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Surabaya, salah satu satker di bawahBSKJI Kemenperin, mempunyai fokus untuk peningkatan daya saing dan layanan jasa industri di wilayah Jawa Timur, juga turut menyampaikan kesiapan layanan jasanyadalam mendukung transformasi industri 4.0.

 “Sesuai amanat Kepala BSKJI, kami aktif mendukung transformasi industri 4.0 dari tahap asesmen, pendampingan, hingga sertifikasi industri dengan tools INDI 4.0 terkhusus bagi perusahaan industri di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya,” tutur Kepala Baristand Industri Surabaya, Aan Eddy Antana,.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Kemenperin-Pemkot Solo Ciptakan Tenaga Kerja Industri TPT Kompeten

Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Kota Solo dalam upaya pengembangan Solo Technopark. Langkah strategis ini juga menjawab tingginya permintaan tenaga kerja pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di seluruh wilayah Indonesia, khususnya Jawa Tengah.

“Perpanjangan kerja sama ini untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM industri, khususnya di sektor industri TPT melalui pengembangan Akademi Komunitas (AK) Tekstil Solo yang berada di bawah binaan BPSDMI Kemenperin dan berlokasi di kompleks Solo Technopark,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan di Jakarta, Senin (29/3).

Beberapa waktu lalu, Kepala BPSDMI Arus Gunawan beserta jajaran Eselon II melakukan pertemuan dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. “Selama ini kita telah bekerja sama dengan Pemkot Solo, sehingga sekarang perlu meningkatkan kerja sama tersebut,” ujar Arus.

Kepala BPSDMI optimistis, dengan tenaga kerja yang kompeten, industri TPT di tanah air akan semakin berdaya saing. Sektor ini bakal berperan penting dalam memberikan kontribusi yang signfikan bagi perekonomian nasional.

“Selama ini, industri TPT merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa cukup besar dari ekspornya dan menjadi sektor padat karya dengan menyerap tenaga kerja yang banyak,” ungkap Arus.

Kemenperin mencatat, kinerja ekspor industri pakaian jadi sepanjang tahun 2020 mencapai USD7,04 miliar. Sektor industri tekstil mampu memberikan kontribusi sebesar 6,76 persen pada PDB industri pengolahan nonmigas di tahun lalu.

Arus menjelaskan, AK-Tekstil Solo merupakan salah satu unit pendidikan milik Kemenperin yang menyelenggarakan program pendidikan setara Diploma II dan terdiri dari tiga program studi, yakni Teknik Pembuatan Benang, Teknik Pembuatan Kain dan Teknik Pembuatan Garmen. “Peran ini yang perlu terus dipacu dan dioptimalkan,” ujarnya.

Hingga saat ini, AK-Tekstil Solo telah meluluskan lebih dari 1.000 mahasiswa, dengan total sebanyak 300 lulusan setiap tahunnya. Bahkan, 100% dari lulusan tersebut langsung terserap kerja di perusahaan-perusahaan tekstil besar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti PT. Pan Brothers, PT. Mataram Tunggal Garmen, dan PT. Sritex, Tbk.

“AK-Tekstil Solo telah menjadi pelopor pendidikan vokasi yang menjadi rujukan, karena membangun kolaborasi yang baik antara lembaga pendidikan dan industri,” jelas Arus. Artinya, AK-Tekstil Solo mampu memasok tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan industri TPT saat ini.

“Hal tersebut tidak luput karena adanya penyelenggaraan program unggulan BPSDMI, yakni link and match dengan pelaku industri yang mengintegrasikan kurikulum pendidikan di kampus dengan pendidikan industri sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri serta siap bekerja langsung di industri,” imbuhnya.

Pemilihan Kota Solo sebagai lokasi pendirian unit pendidikan Kemenperin ini juga tidak terlepas dari ikon kota Surakarta yang telah dikenal sebagai sentra tekstil di Indonesia, khususnya industri batik.“Ke depannya, kerja sama ini akan dibicarakan lagi demi tumbuhnya dunia industri di Solo. Saya berharap semoga AK-Tekstil dan Solo Technopark bisa tumbuh untuk supply chain dari industri,” terang Arus.

Dalam pertemuan, kedua belah pihak juga telah sepakat untuk membahas lebih lanjut secara lebih detail mengenai rencana kerja sama ini.“Setelah ini masih ada pertemuan lanjutan,” ungkap Gibran ketika memberi penjelasan kepada wartawan usai pertemuan berakhir.

Sebelumnya, Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan Solo Technopark milik Pemkot Surakarta beserta Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah dalam rangka pendirian AK-Tekstil Solo pada akhir tahun 2015 yang diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 26 Januari 2016.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Menperin Meriahkan Ajang Lari Virtual Kemenperin Runners

Menjaga kesehatan di masa pandemi merupakan kunci untuk mencegah penyebaran Covid-19. Selain dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, upaya ini juga ditempuh dengan rutin berolahraga, salah alternatifnya adalah berlari. Olahraga lari saat ini semakin populer dan digemari masyarakat karena relatif mudah, murah, dan lebih aman dilakukan dalam situasi pandemi.

Kemenperin Runners, komunitas pelari yang berafiliasi dengan Kementerian Perindustrian turut aktif dalam mendorong semangat berolahraga masyarakat. Untuk merayakan ulang tahun ke-3, Kemenperin Runners menggelar kegiatan SCHOTT Kemenperin Runners Virtual Run yang didukung sepenuhnya oleh Menteri Perindustrian. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan lari virtual yang diselenggarakan oleh komunitas pelari Kemenperin ini. Mari kita sama-sama budayakan pola hidup sehat dengan berolahraga dan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka SCHOTT Kemenperin Runners Virtual Run di Jakarta, Minggu (28/3).

Ajang lari virtual merupakan terobosan digital di bidang olahraga. Bahkan, merupakan sebuah bentuk implementasi teknologi industri 4.0 dalam kehidupa sehari-hari. “Ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin melakukan olahraga secara aman di masa pandemi, namun tetap ingin merasakan euforia mengikuti event lari,” ujar Menperin.

Dalam kegiatan lari virtual, peserta bebas berlari atau berjalan di mana saja, sehingga dapat menjaga jarak aman atau menerapkan physical distancing, tentunya dengan tetap memperhatikan keselamatan diri.

Menperin juga menyampaikan, semangat masyarakat berolahraga menumbuhkan demand bagi industri terkait, antara lain industri alas kaki, sports apparel, alat olahraga, hingga elektronika dan telematika. “Salah satu misi Making Indonesia 4.0 di sektor tekstil dan pakaian adalah menjadi produsen functional clothing terkemuka. Meningkatnya permintaan dapat mendorong industri untuk membangun kemampuan produksi untuk kebutuhan ini sehingga dapat memenuhi permintaan functional clothing yang terus berkembang, termasuk di dalamnya pakaian olahraga,” jelasnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Dody Widodo yang melakukan flag-off virtual run tersebut menyampaikan, kegiatan tersebut didukung oleh perusahaan industri material gelas dan keramik SCHOTT Indonesia ini. Ajang tersebut terbagi menjadi tiga kategori jarak tempuh lari virtual dalam single run, yaitu 5K, 10K dan 21K. “Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 4.800 pelari dari seluruh penjuru nusantara. Saya mengapresiasi semangat dan antusiasme para peserta yang menunjukkan bahwa mereka giat menjaga pola hidup sehat,” kata Dody.

Kapten Kemenperin Runners sekaligus Wakil Ketua Panitia SCHOTT Kemenperin Runners Virtual Run, Kutut Aji menjelaskan, penyelenggara kegiatan mengimbau peserta untuk menerapkan protokol kesehatan saat berlari, yaitu mengenakan masker, mencuci tangan dan memakai hand sanitizer, menjaga jarak, memilih lokasi yang aman, serta memastikan kondisi fisik sehat.

Untuk teknis pelaksanaan lari, peserta dapat berlari pada Minggu, 28 Maret 2021 antara pukul 00.01 hingga 21.00 WIB dengan menyelesaikan tantangan sekali lari (single run) untuk kategori yang dipilih. Hal ini untuk menyesuaikan waktu bagi peserta yang berasal dari Indonesia Timur dan Indonesia Tengah.

Untuk mencatat waktu dan jarak tempuh, peserta wajib menggunakan aplikasi STRAVA. Kemudian, peserta melaporkan hasilnya melalui situs www.kemenperinrunners.org. “Panitia juga akan memverifikasi data dengan melihat akun STRAVA para peserta,” pungkas Kutut.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.